Rimbang, Menjernihkan Penglihatanku

Oleh Muhajir Juli

“Apa obat yang paling mujarab untuk mengobati mata saya yang semakin rabun ini. Ukuran lensa kacamata sudah habis untuk membantu penglihatan saya?,” itulah kata putus asa yang disampaikan oleh Paman kepada ibuku.

Mendapatkan pertanyaan demikian, ibu jelas tidak bisa menjawab. Namun setelah berpikir beberapa lama, akhirnya beliau berkata, “ Mengapa tidak kau coba makan Rimbang. Saya dengar sayuran itu bagus untuk mata,” jawab ibu pelan.

“Rimbang? Aihh, rasanya tidak tahan,” jawab Paman.


“Apa kau pernah makan Rimbang?,”

‘Tidak,”

“Jadi darimana kau tahu Rimbang tidak enak?,” tanya ibu.

“Dengar-dengar dari orang,” jawab Paman.

Awalnya Paman ragu dengan saran ibuku untuk makan Rimbang. Namun keinginannya untuk sembuh dari mata rabun, terpaksa dia menepis ketidakpercayaan itu. jadilah hari-hari selanjutnya Paman makan pagi, siang dan malam dengan menu wajib Rimbang.

Maksudnya menu wajib adalah, setiap makan, pastilah Rimbang hadir sebagai bagian dari menu yang harus dimakan oleh adik bungsu ibuku itu.

Akhirnya, setelah sekian bulan memakan sayuran yang dalam bahasa aceh disebut Trueng Cawing, berangsur-angsur penglihatan Paman mulai membaik. Puncaknya adalah adik ibuku itu mengucapkan sayonara kepada kacamata yang telah sekian tahun setia menemaninya dalam berbagai kondisi dan moment.
***
Itulah sekelumit kisah tentang manfaat Rimbang yang kudengar dari ibu. Dan itu diakui oleh Paman. Sejatinya, aku juga tidak suka Rimbang. Bahkan saat mendengar cerita tentang khasiat Rimbang, aku sering tertawa sambil berkata “Macam sudah tidak ada obat lagi di apotek,”.

Namun anggapan remehku terhadap buah yang seukuran kelereng itu akhirnya pudar. Ini tidak terlepas dari kondisi mataku yang sering perih dan berair saat membaca dan mengetik di depan komputer.

Semakin hari kondisi mataku semakin tidak menentu. Bahkan lampu traffic light sudah mulai silau bila kutatap. Berbagai macam vitamin buatan sudah kuminum. Demikian juga berbagai jus buah yang dikatakan berkhasiat untuk mata sudah kuminum. Namun kondisi mataku tidak juga membaik.

Aku semakin kesulitan saat mengenderai sepeda motor disaat sore hari. Kilau matahari bercampur dengan cahaya lampu lalu lintas, membuat mataku tidak nyaman. Bahkan tulisan yang agak kecil sudah mulai agak berbayang.

Akhirnya, aku memutuskan untuk membeli Rimbang yang di jual di pasar. Tidak banyak. Aku hanya membeli Rp 2000. Setelah kubawa pulang ke rumah kontrakan, aku menelpon ibu. Kutanyakan cara mengolah sayur itu.

“Sebaiknya Rimbang dimakan mentah saja. Khasiatnya lebih bagus bila dimakan mentah. Tapi bila tidak suka yang mentah, di goreng atau ditumis pakai terasi juga enek,” kata ibu diseberang telepon.
Karena aku belum terbiasa memakan mentah buah itu. langsung saja kubuat seperti saran ibu. Berikut resepnya.

Rimbang Tumis Terasi

Bumbu dan bahan
Dua genggam Rimbang
15 butir cabe rawit
5 buah cabe merah
Tomat secukupnya
Tiga siung bawang merah
1 siung bawang putih
Dua potong terasi bon-bon (terasi yang dibungkus seperti bon-bon)
Minyak goreng secukupnya.

Cara memasak
Panaskan minyak goreng. Kemudian goreng Rimbang setengah masak. Angkat dan tiriskan.
Kemudian cincang cabe rawit, cabe merah, tomat dan bawang. Panaskan minyak goreng secukupnya. Masukkan bumbu yang sudah di cincang. Ketika bumbu mulai agak layu, masukkan terasi. Aduk rata.
Terasi harus hancur dan bercampur rata dengan bumbu yang ada. Kira-kira sudah agak matang, masukkan rimbang yang sudah di goreng setengah matang tadi. Cukup dua menit. Kemudian angkat. Tumis terasi rimbang siap dimakan dengan nasi.

Demikian resep sehat yang diberikan ibu kepadaku.

Proses memakan Rimbang sebagai lauk utama terus berjalan sampai sekitar dua bulan. Aku selalu berusaha, setidaknya dua hari sekali aku harus makan sayur itu. lama kelamaan menjadi biasa. Bahkan sekarang aku sudah mampu makan Rimbang mentah yang kucampur dengan nasi panas.

Luar biasa sekali. Setelah sekian waktu aku memakan Rimbang, kini pandaganku kembali jernih.  Tidak ada lagi cahaya lampu merah yang silau menusuk. Tidak ada lagi tulisan pendar berbayang.

Oh iya. Ibuku juga mengatakan, bahwa untuk urusan goreng menggoreng- karena aku kerja diluar kota dan jauh dari istri, aku lebih banyak makan makan gorengan- sebaiknya menggunakan minyak bermerek. Mengapa.? Sebab menurut ibu, minyak bermerek cenderung lebih aman daripada minyak curah. Dan aku percaya itu. apalagi setelah kubandingkan, rasa gorengan dengan minyak bermerek lebih renyah daripada menggunakan minyak goreng curah.
***
Mengenal Rimbang

Rimbang, Takokak atau terung pipit (Solanum torvum Sw.) adalah tumbuhan dari suku terung-terungan (Solanaceae) yang buah dan bijinya dipakai sebagai sayuran atau bumbu.

Khasiat Rimbang sudah dipercaya sejak dulu dan digunakan  untuk menyembuhkan mata minus, plus atau rabun karena sesuatu hal. Walau belum ada penelitian medis, namun karena fakta kesembuhan setelah memakan buah itu semakin banyak saja, maka khasiat Rimbang semakin legendaris.

Adapun kandungan kimia pada daun, bunga dan buahnya antara lain, Saponin, Tanin, Flavonid, Alkaloid, Protein Lemak, Kalsium, Fosfor, Zat Besi serta Vitamin A, B dan C. Yang dapat dimanfaatkan sebagai obat jantung berdebar (daun), kepala pusing, kurang nafsu makan serta tekanan darah tinggi (daun dan buahnya).

Khasiat lainnya dari Rimbang adalah dapat menyembuhkan pinggang kaku, sakit lambung, jantung berdebar dan lain-lain.

Note: Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari http://www.resepsehat.com persembahan SunCo Minyak Goreng Yang Baik. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan”








No comments for "Rimbang, Menjernihkan Penglihatanku"