Cerpen: Cinta Sang Dokter


Oleh Muhajir Juli

 Dipikiran Leila anak lelakinya itu-satu-satunya pula- sudah gila. Sambil menangis dia terus memaki Rafi. Akibatnya, peristiwa itu mengundang perhatian seisi rumah sakit hewan itu.dan kehebohan pun semakin menjadi-jadi.



Namanya Rafi. Dia adalah dokter pada sebuah pusat kesehatan yang cukup punya nama di Kota Dingin Montenegro, yang berada dikawasan Kabupaten Akhir Zaman. Kabupaten ini sendiri berada dibawah administrasi Propinsi Ujung Harapan, Negera Indahnyakhayalia.

Rafi sering dipanggil oleh orang-orang dengan sebutan Pak Dokter Rafi. Atau juga sering disingkat Dok Rafi. Tinggi badannya proporsional. Berkacamata dengan lensa tipis. Serta tidak merokok. Singkat kata, dia sudah sempurna sebagai seorang lajang yang mapan dan punya rupa.

Banyak perempuan muda yang jatuh hati padanya. Namun semuanya harus merasakan sakitnya ditolak cinta. Dokter Rafi tidak menyahuti aspirasi hati mereka. Bahkan menolehpun dia enggan bila perpapasan dengan gadis yang mencoba merayu simpatinya.

Namun semua itu berubah setelah dia berkenalan dengan pasien barunya yang bernama Santi. Menurut hemat Rafi, Santi merupakan makhluk terindah yang pernah dijumpai olehnya. Tubuh berisi dengan bentuk tubuh yang cukup ideal. Kakinya tinggi jenjang. Serta bila berjalan lenggok pantatnya sungguh menggoda.

Namun, simpati sang dokter kepada Santi mendapat tantangan berat, Leila, ibu sang dokter, menentang keras rasa hati Rafi.

“Gila kau Rafi. Santi kau sukai. Apakah sudah tidak ada gadis di dunia ini. Apakah perempuan sudah habis di dunia ini. Apakah kau sudah gila anakku,”.

Mendapat halangan itu, Rafi hanya tersenyum. Namun dia kembali mencoba merayu hati ibunya itu.

“Mengapa ibu justru menolak suara hatiku? Hanya sekedar memujinya saja, mak sudah sewot, bagaimana pula bila kukatakan aku jatuh hati pada Santi?,”

Mendapat bela diri yang demikian, Leila hanya bisa mengurut dada. “Sakit jiwa kau Rafi. Santi kau cintai. Macam sudah mau kiamat saja dunia ini,”

Dokter Rafi semakin hari semakin menjadi-jadi saja. Bahkan saat Santi dibawa untuk sekian kali untuk diperiksa kesehatannya, Dia mencoba mencegah agar Santi tidak dibawa pulang. Dia ingin tidur satu malam dengan Santi, dalih ingin mengenal lebih jauh tentang sosok Santi merupakan alasan yang diutarakan kepada Saimin, yang membawa Santi ke rumah sakit itu.

Dan keinginan Rafi adalah petaka. Leila yang mengetahui kabar itu langsung menuju rumah sakit dimana Rafi bekerja.  Setelah mencari kesana kemari, akhirnya dia menemukan Rafi yang sedang menatap selangkangan Santi.

“Rafi, gila kau ini. Kau ini dokter hewan, kenapa pula kau mencintai lembu yang bernama Santi ini......,” repet Leila sambil melempar apa saja kearah Rafi.

Dipikiran Leila anak lelakinya itu-satu-satunya pula- sudah gila. Sambil menangis dia terus memaki Rafi. Akibatnya, peristiwa itu mengundang perhatian seisi rumah sakit hewan itu.dan kehebohan pun semakin menjadi-jadi.

Sedangkan Rafi sendiri hanya cengengesan. “Inilah akibatnya tidak menjelaskan secara gamblang sesuatu hal kepada orang lain,” batin Rafi.

Setelah suasana agak tenang, Rafi kemudian menjelaskan kepada orang-orang yang ada disitu dan sudah berkesimpulan Rafi sudah gila.

“Maaf bapak dan ibu sekalian. Juga kepada mak. Saya mencintai Santi bukan seperti cinta saya kepada perempuan. Ini murni cinta kasih dokter kepada pasien. Kenapa selama ini saya memuji Santi di depan mak? Ya karena lembu ini adalah ras lembu Aceh  terakhir yang masih punya genetik sama dengan lembu yang dipelihara di istana raja tempo dulu,” jelas Rafi.

“Saya juga meminta maaf kepada mak, dikarenakan saya selalu menggantung penjelasan tentang mengapa saya mencintai Santi. Sekali lagi saya mohon maaf mak,” imbuh Rafi.

Mendengar itu, Leila lega. Demikian juga dengan orang lain. “Alhamdulillah. Berarti anak mak belum gila,” kata Leila sambil memeluk sayang dokter yang belum beristri itu. []

No comments for "Cerpen: Cinta Sang Dokter"