Prabowo, Lelaki Pengingat Bahwa Aceh Pernah Dilibas Seperti Anjing

Lelaki itu, mantan Danjen Kopassus, telah datang. Ya dia Adalah Prabowo Subianto. Sang Petinggi tentara elit dimasa lampau. Dimana saat itu, Aceh dilibas bagai anjing oleh serdadu kolonial Indonesia.

Karena alasan politik dan kekuasaan dia datang. Setelah sebelumnya telah menabur banyak uang kepada mereka yang dulunya menjadi musuh dalam perang. Gerindra, bangsaku menyebut geureuda yang berarti rakus. Dia adalah petinggi geureuda itu. Sebuah partai yang dilahirkan --yang konon katanya hendak memperbaiki ekonomi bangsa-- walau sejatinya, Prabowo adalah penguasa ber juta-juta hektar lahan dinegeri ini.

Aku pribadi tidak membencinya seperti memusuhi musuh agama. Namun dengan kedatangannya ke tanah serambi, telah kembali membuka ingatan, bahwa lelaki tambun itu, adalah "prajurit besar" yang pernah mengirim serdadu "palis" ke kampung-kampung kami. Lewat cerita orang-orang, juga dari catatan sejarah, serta ingatanku, para serdadu itu, pernah memperlakukan kami seperti anjing kurap.

Terima kasih kepada bangsaku yang telah "melupakan" kejahatan itu. Mungkin bagi kalian, apa yang dia lakukan bukanlah sebuah petaka --mungkin mamak kalian tidak pernah diperkosa, bapak kalian tidak pernah dibunuh, atawa adik, kakak, abang atau siapapun itu-- . Namun bagi kami, kehadiran mantan jagal itu adalah sebuah luka.

Tidak salah menghadirkan dia kesini. Namun waktunya kurang tepat. Saat ini, kondisi kami --aku mewakili korban konflik) belum sepenuhnya pulih--. Karena rehabilitasi, reparasi dan lain-lain belum selesai. Bahkan banyak diantara kami yang belum mengetahui dimana letak kubur saudara kami yang dibantai oleh serdadu kaplat itu.

Dan dia datang kesini hanya dengan minta maaf. Hahaha. Sungguh kalian lebih dungu dari keledai. Atau kalian sebenarnya lebih jahat dari kaplat yang pernah dikirim kesini?. Aku tak bisa menjawabnya.


Banda Aceh, 12 Maret 2014.