Aceh Sudah Melebihi Brunei dan Singapura

Aku kaget dan benar-benar marah kepada para aktivis, para pemerhati, dan kepada mahasiswa. Mereka tega-teganya mengkritik Pemerintah Aceh. Mereka memfitnah pemerintah daerah istimewa ini dengan berbagai kritikan dan hujatan.dan tanpa dasar sama sekali.


Peta Aceh, sebuah negeri yang kayaGampang benar mulut para aktivis itu bersuara. Sungguh tak sekolah kalimat mahasiswa yang berdemo. Serta terlalu sok pintar para pengamat itu. Apa mereka tidak tahu bahwa pemerintahku, pasca damai sungguh benar-benar bekerja untuk membangun Aceh?. Sungguh picik cara mereka itu.

Kata mereka petani sawahnya kekeringan. Padahal, dimana-mana sawah masyarakat Aceh dialiri air irigasi teknis. Bahkan sepanjang tahun air mengalir tanpa henti. Bukan hanya cukup untuk sawah, bahkan rakyat Aceh menjual air itu kepada mereka yng diseberang pulau.

Air PDAM tak pernah putus. Konon lagi bicara keruh. Begitu kran dibuka, air layak minum sudah tersaji. Tak perlu menghabiskan rupiah lain, untuk beli air minum. Cukup buka kran, croot... air siap dihidangkan.

PLN, nah selama aku di Aceh, perusahaan negara itu tak pernah mati melayani pelanggan. Bahkan yang tak punya meteran listrikpun, bebas menikmati penerang dari negara.

Hukum berjalan dengan baik. Tak ada orang jahat yang berkeliaran. Semua pasti akan masuk penjara dan dihukum dengan sebenar-benarnya hukuman. Bahkan, berniat melakukan kejahatan saja, rakyat Aceh takkan berani.

Perencanaan pembangunannya sungguh luar biasa. Anggaran yang mencapai 100 tiliun sejak 2008 itu, digunakan dengan sebaik-baiknya. Tak ada kasus korupsi. Tak ada manipulasi. Semua berjalan sesuai aturan. Bahkan mereka yang coba-coba korupsi, langsung dikirim ke penjara air, yang dipenuhi oleh hiu yang haus darah.

Harga padi mahal. Harga pinang mahal. Jahe, pisang, kelapa, ubi, pala dan semua hasil bumi lainnya di ekspor keluar Aceh. Tak ada produk tani yang mubazir. Semua laku dengan harga tingkat dunia.

Pemilu. Berjalan dengan adil. Tak ada tipu-tipu. Semua politisi takut masuk neraka. Partai dari yang berlambang kabah sampai yang bernama Aceh tak melakukan kekerasan. Semua berjalan dengan penuh persaudaraan. Aceh Seuramo Mekkah, benar-benar nyata disini.

Anggota dewan (DPRA/K) benar-benar cakap dalam bekerja. Mereka mampu melahirkan qanun-qanun yang berbobot. Mereka benar-benar bekerja untuk rakyat Aceh. Dana aspirasi tak dikorupsi. Bahkan, seusai sidang, mereka semua pulang ke dapilnya untuk melihat langsung kebutuhan rakyat.

Namun karena negeri sudah sejahtera, mereka di sana, hanya duduk-duduk sambil bertanya kepada rakyat "Tuan berapa pendapatan anda hari ini?,". dan rakyat menjawab "Wakilku, aku hari ini dapat 1 juta per kepala,"

Tak ada pengemis dijalanan. Tak ada anak yatim yang hidup melarat. Pemerintah benar-benar memanfaatkan dana bansos untk kepentingan rakyat. Sungguh luar biasa Aceh ini. Pemimpinnya hebat-hebat.

Para pemimpin dunia menjadi iri. Aceh bukan hanya maju menyamai Brunei dan Singapura. Tapi lebih dari itu. Perguruan tinggi di Aceh diserbu mahasiswa luar negeri. Termasuk yang dari Amerika. Rakyat selalu dapat dana bagi hasil pendapatan daerah.

Dari statistik yang kubaca, tak ada lagi rakyat Aceh yang miskin. Orang-orang luar berbondong-bondong datang ke Aceh. Mereka bekerja untuk rakyat Aceh. Rakyat Aceh sendiri hidup bak raja di negeri dongeng.

PBB atau United Nations (UN) memindahkan kantornya ke Aceh. Bila dulu ada yang bilang di Aceh akan di buka kantor cabang PBB. Malah yang datang kantor pusatnya disini. Sekjen PBB adalah putra Aceh lulusan ilmu komunikasi Universitas seberang pulau (sebelum Aceh maju). Dia dengan segenap kekuatan dan kecakapan ilmunya, mampu mendamaikan Israel dan Palestina.

Aceh menjadi daerah model perdamaian dan pembangunan. Indonesia sendiri (kudengar desas-desus) akan memindahkan ibu kota negaranya ke Aceh. Dan mereka siap bila presiden Indonesia kelak adalah dari Aceh.

Lalu, apa pula yang dikatakan oleh para aktivis itu? Pintar sekali mereka memfitnah. Benar-benar antek-antek asing mereka itu.

***

Azan berkumandang. Istriku membangunkanku. Setelah shalat Subuh dia berkata "Abi, susu Rafa sudah habis. Pampersnya juga. Beras tinggal sedikit lagi, mungkin cuma cukup untuk pagi ini,"

"Apakah kita masih punya persediaan uang?," aku bertanya.

"Sudah tidak ada lagi. Mungkin abi bisa cari utang ke teman-teman abi, Kebutuhan Rafa tidak bisa kita tunda," kata istriku sambil menghidangkan aku teh tanpa gula.
***

Banda Aceh, 16 April 2014. Ruang sempit demokrasi.

14 comments for "Aceh Sudah Melebihi Brunei dan Singapura"

  1. wow, sungguh mimpi yang indah kawan

    ReplyDelete
  2. Aceh.... Aceh... Sebenar nya aceh terpuruk oleh pujaan orang2, rakyat aceh melayang di Udara ketika pujaan dari bangsa lain. Kita tidak tau kalau pujaan itu adalah hinaan untuk masa depan kita. Ingat lah aceh masalalu merusak masa Depan

    ReplyDelete
    Replies
    1. ivano red: Semoga Aceh bisa bangkit pada suatu hari. terima kasih telah berkunjung, dan kita tetap bisa saling berbagi ide.

      Delete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baca dulu sampai tuntas. kalau setengah-setengah, ya gini akibatnya. eh hp jangan dibanting ya. Kasihan. nanti beli baru pula. Salam damai awi sidoem

      Delete
  5. Insya Allah semoga olok2 ini jd kenyataan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Rimueng Aulia: Hehe. Semoga saja. tak tak semuanya bukan? salam damai

      Delete
  6. Jayanya suatu negeri dibangun dari kemuliaan akhlak pemimpin dan rakyatnya, saat ini Aceh jauh dari hal ini. Sebaliknya, kehancuran suatu negeri adalah akibat bobroknya akhlak pemimpin dan rakyatnya, saat ini Aceh lebih parah dari hal ini, bahkan kekuasaan saat ini dibangun diatas pertumpahan darah yang berkedok untuk kesejahteraan rakyat.

    ReplyDelete
  7. Jayanya suatu negeri dibangun dari kemuliaan moral pemimpin dan rakyatnya. Sebaliknya runtuhnya suatu negeri adalah akibat bobroknya moral pemimpin dan rakyatnya. Aceh tidak akan menjadi Singapura atau Brunai bila dibangun diatas pertumpahan darah yang berkedok untuk kesejahteraan rakyat

    ReplyDelete
  8. nyo lagenyan lumpo mangat jih bek ta beudeh beudeh bang.
    nyo tabeudeh reuleh teuh,. hahaha
    :v
    Aceh Aceh.. Mubuuuuuuuuuuuuttt

    ReplyDelete
  9. Meudrojih tan dituri, hana meuriri ureung peujuang, jak meuprang yg na hayee bak meupolitik jeut hareum dumna.

    ReplyDelete
  10. kirain beneran.... ndilalah cuman mimpi....

    ReplyDelete

Post a Comment