Bireuen, Daerah Nomor III Termiskin se-Aceh
Bireuen- Data yang dipublish oleh Badan Pusat
Statistik Aceh pada 21 November 2014, Bireuen masuk sebagai daerah nomor tiga
termiskin di Aceh. Jumlah rakyat dibawah garis sejahtera itu mencapai angka 33.787
KK.
Aceh
Utara menduduki urutan pertama jumlah terbanyak penduduk miskin di Aceh
yaitu 50.697 kepala keluarga. Sementara di posisi kedua penduduk miskin
di Aceh ditempati Pidie dengan 40.165 KK, kemudian Bireuen sebanyak
33.787 KK, Aceh Timur sebanyak 25.200 KK, dan Aceh Tamiang sebanyak
18.508 KK. Jumlah total penduduk miskin di Aceh mencapai 900 ribu jiwa
lebih. - See more at:
http://atjehpost.co/articles/read/15450/Ini-Daerah-Terbanyak-Penduduk-Miskin-di-Aceh#sthash.Rc7jLY5l.dpuf
Aceh Utara menduduki
urutan pertama jumlah terbanyak penduduk miskin di Aceh yaitu 50.697 kepala
keluarga. Sementara di posisi kedua penduduk miskin di Aceh ditempati Pidie
dengan 40.165 KK, kemudian Bireuen sebanyak 33.787 KK, Aceh Timur sebanyak
25.200 KK, dan Aceh Tamiang sebanyak 18.508 KK. Jumlah total penduduk miskin di
Aceh mencapai 900 ribu jiwa lebih.
Dalam beberapa dokumen kajian yang ditelaah oleh situs
blog ini, penyebab kemiskinan di Aceh dan Bireuen disebabkan oleh beberapa hal.
Pertama daerah bekas konflik.
Kedua, pendidikan
masyarakatnya masih dibawah angka ideal. Hal lainnya, pendidikan tinggi yang
ditempuh oleh generasi muda, tidak sesuai dengan kebutuhan daerah. Sehingga saat
lulus, peserta didik gagal beradaptasi dengan alam yang mereka tinggali.
Ketiga, lahan garapan
dikuasi oleh korporasi –mafia lahan – yang melalui pembalakan liar atas nama
investasi perkebunan. Rakyat tidak punya lahan garapan yang memadai.
Keempat, pemerintah
gagal menyejahterakan petani. Dalam artian, pemerintah daerah gagal melindungi
petani yang ada. Sehingga mereka kalah bertarung dengan kepentingan
kapitalisme.
Kelima, anggaran daerah
hanya berputar di kalangan elit pemerintahan serta mengalir keluar daerah. Misalnya
ke Sumatera Utara.
Keenam, Aceh masih
mengeskpor barang mentah ke luar daerah. Sehingga berdampak pada keuntungan
produksi masyarakat.
Ketujuh, petinggi di
Aceh dan kabupaten Kota, lebih berperan sebagai toke baru dari pada menjadi
pemimpin. Pergantian rezim hanyalah sekedar pergantian penguasaan asset daerah.
Menurut beberapa analisis, ke depan, angka
kemiskinan akan terus menanjak. Hal ini di ukur dari trend semakin meningkatnya
peristiwa konflik lahan antara masyarakat dengan korporasi yang di bekengi oleh
intitusi hokum dan pemerintah.
Penguasan lahan adat dan lainnya atas nama
pembangunan menyebabkan rakyat kehilangan akses terhadap sumber penghidupan.
Di Bireuen sendiri, diantara kasus konflik lahan
itu adalah perseteruan sebagian warga Krueng Simpo, Juli dengan salah satu PT
yang membuka lahan di daerah mereka.
Lahirnya banyak perkebunan yang dikuasai oleh
korporasi, akan melahirkan perbudakan yang bernama buruh. Upah mereka murah dan
tanpa perlindungan asuransi.
Hubungan kerja antara buruh dan perusahaan hanyalah
sebatas pekerja lepas. Gaji mereka dibayar per satu minggu sekali. Sampai dengan
saat ini, belum ditemukan perkebunan plasma yang di bombing oleh perusahaan. Padahal
secaraaturan, korporasi diwajibkan untuk melakukan pembinaan petani tempatan
dalam bentuk perkebunan plasma. []
No comments for "Bireuen, Daerah Nomor III Termiskin se-Aceh"
Post a Comment