Kebangkitan Rakyat


Ketika kobaran api yang kian membara siap menelan Nabi Ibrahim, seeokor semut maju ke arena sembari membawa setetes air. Kala ia ditanya tentang perbuatannya yang dianggap sia-sia belaka, sang semut hanya berujar "Ini bukan tentang kemenangan. Namun tentang memperjelas sikap, dimana aku sedang berpihak."

Terlepas dari benar tidaknya kisah tersebut, namun ada sebuah pelajaran yang bisa diambil di sana, yaitu tentang sikap yang teguh tentang cara membela kebenaran. Perjuangan melawan kebakhilan, tidak selamanya bicara kalah-menang. Tapi juga berbicara tentang sikap dan sudut pandang.

Andaikan hanya sekedar berhitung menang-kalah, sungguh Cut Nyak Dhien tidak akan berperang melawan penjajah. Toh ia sadar bahwa Belanda sangat kuat dan Cut Nyak hanya memimpin laskar rakyat yang hanya bermodal semangat.

Andaikan sekedar bicara menang-kalah, Teungku Chiek Hasan Muhammad di Tiro takkan membangun Gerakan Aceh Merdeka. Bukankah, hingga tsunami melanda Aceh, GAM tak pernah menang melawan Pemerintah RI?.

Perjuangan rakyat, tidak selamanya bicara menang dan kalah. Mereka yang bergerak  hanya memiliki satu kesadaran, bahwa ketidakbenaran harus dilawan. Kalah sudah pasti dan kemenangan hanya bonus semata. Tak ada perjuangan yang mudah, karena semuanya butuh pengorbanan dan air mata darah.

People power adalah sebuah keniscayaan. Kebangkitan kekuatan rakyat adalah sebuah keharusan. Gerakan ini muncul ketika hukum tidak lagi berjalan, dan politik sudah sekedar bicara uang, dan mass media bungkam.

Bila Anda bertanya, adakah contoh dari people power yang ada di kawasan kita. Jelas. Reformasi 1998 di seluruh Indonesia dan Gerakan People Power di Filipina, telah menjadi bukti, bila rakyat bersatu, tak ada yang bisa mengalahkan. []


No comments for "Kebangkitan Rakyat"