QRIS Antarnegara, Cara Baru Pembayaran Modern
Namanya Odi (35) seorang pebisnis kelas menengah yang berniaga antarnegara. Usaha ekspor produk UMKM yang ia geluti setelah gempabumi dan tsunami Aceh, kini telah merambah Malaysia. Produk-produk yang dia beli dari pengrajin dia kirim ke Malaysia.
Sebagai pebisnis yang terus-menerus melakukan mengirim
barang ke luar negeri, Odi tentu saja sering bepergian antarnegara. Salah satu
yang sering ia kunjungi yaitu Malaysia. Karena beberapa mitra bisnisnya bermukim
di sana.
Dia juga memiliki banyak kenalan di Malaysia,
baik orang Aceh yang bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI), maupun
para mahasiswa yang kuliah di berbagai universitas di negara persekutuan
tersebut.
Dulu, setiap kali hendak berangkat ke Malaysia, Oja
wajib mendatangi jasa penukaran mata uang asing yang jumlahnya sangat terbatas
di Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh. Pada waktu-waktu tertentu, dia harus antri
untuk mendapatkan layanan.
Ketika terbang ke Malaysia, Oja juga harus
membawa tas agak besar supaya dapat memuat lembaran ringgit yang akan dia
belanjakan selama di negara jiran tersebut. Membawa uang kertas dalam jumlah
tertentu, selain berisiko, juga merepotkan. Apalagi ketika ia sedang mengejar
waktu tapi stok ringgit cetak telah menipis.
Memang, digitalisasi dunia perbankan, telah
mengalami banyak kemajuan. Salah satunya transaksi dapat dilakukan melalui
kartu kredit, kartu debit, maupun maupun uang elektronik. Tapi belum juga
sangat memudahkan, karena masih harus berhubungan dengan EDC.
Odi sempat tidak nyaman bertransaksi meskipun dalam
kondisi tertentu menggunakan layanan modern berbasis EDC. Penyebabnya virus
Covid-19 yang menggila. Sebagai fasilitas umum, EDC diakses oleh semua orang. Tentu
saja sangat berisiko.
Setelah Bank Indonesia melakukan kerja sama
dengan Bank Negara Malaysia (BNM) Odi langsung mengucapkan syukur. Kerja sama
QRIS antarnegara yang dilakukan oleh BI dan BNM, membuat Odi sangat bahagia. Dia
merasa lebih leluasa dalam menikmati perjalanan selama di Malaysia. Juga merasa
lebih aman, karena meniadakan kontak dengan EDC.
“Sekarang, pembayaran selama di Malaysia, dapat
saya lakukan sembari duduk mengoperasikan telepon genggam. Cukup buka aplikasi scan
QRIS, pembayaran langsung di tempat. Kehadiran QRIS antarnegara sangat
memudahkan saya, dan membuat saya merasa lebih aman,” kata Odi, Kamis, 2 November
2023.
Odi tersenyum saat mengenang ketika model
pembayaran QRIS antarnegara belum diberlakukan. Dia yang tiba-tiba harus
berangkat menemui mitra bisnisnya di sebuah hotel di Kuala Lumpur, harus
kelimpungan ketika menyadari bila dirinya tidak membawa dompet. Uang kontan dan
kartu kredit seluruhnya disimpan di dompet.
Untung saja, kala itu perjalanan dari apartemen
tempat ia menginap dengan hotel tempat pertemuan berlangsung tidak begitu jauh.
Dia segera meminta sopir taksi balik arah.
Odi merupakan satu di antara banyak cerita
tentang kemudahan bertransaksi antarnegara setelah Bank Indonesia bekerja sama
dengan Bank negara Malaysia, dan sejumlah negara ASEAN lainnya.
Kisah lain tentang betapa mudahnya bertransaksi
setelah lahirnya QRIS antarnegara diceritakan oleh Devi (25). Perempuan yang sering
bepergian ke Malaysia dan Thailand untuk tujuan wisata sembari belanja,
seringkali membuka jasa titipan (jastip). Dengan beragam pilihan konsumen, ia
harus ke sana kemari. Untung saja ketika ke Bangkok dan Kuala Lumpur, dia
dimudahkan oleh QRIS antarnegara.
Dia juga leluasa ketika kongkow bersama teman-temannya
di tempat-tempat hiburan di kedua negara tersebut. Dengan hanya membawa telepon
genggam, Devi bisa menyelesaikan transaksi keuangan tanpa perlu bersentuhan
dengan uang tunai maupun perangkat lain di luar peralatan yang ia bawa.
“Model pembayaran QRIS antarnegara merupakan
terobosan penting Bank Indonesia dan bank sentral negara-negara ASEAN. Saya sangat
leluasa bepergian tanpa harus pusing membawa uang kertas dalam jumlah banyak.
Juga tak perlu ragu-ragu menggunakan mesin EDC yang tidak terjamin kebersihannya
dari virus dan bakteri,” kata Devi.
Demikian juga ketika temannya dari Malaysia yang
mengunjunginya di Medan, Sumatra Utara. Hanya dengan menggunakan telepon genggam
android, mereka dapat langsung membayar di tempat tanpa repot.
“Keunggulannya meniadakan kontak langsung dengan
uang kembalian yang berpotensi tertular penyakit, maupun uang palsu, mesin ATM,
perangkat gesek kartu kredit, dan lainnya. Hal paling penting; praktis dan
lebih murah. Sungguh sangat memudahkan dan lebih aman dari sisi kesehatan,”
katanya.
Dari data yang disitat dari Bank Indonesia,
dengan batas per transaksi mencapai Rp20 juta, pengguna QRIS terus bertumbuh
dari tahun ke tahun. Hingga Maret 2023, jumlah pengguna telah mencapai 32,41
juta, dengan jumlah penjual yang telah bergabung sebanyak 25,4 juta merchant.
Terdapat lima prinsip yang diterapkan dalam model
pembayaran ini, yang disebut CeMuMuAH, yaitu; cepat, mudah, murah, aman, dan
handal. Transaksi dilakukan secara real time, menggunakan aplikasi
pembayaran Indonesia, biaya lebih efisien, pembayaran nirsentuh tanpa media
fisik, dan transaksi di mana saja, dan kapan saja.
Ke depan, bila tidak ada aral melintang, QRIS
antarnegara bukan hanya menyambungkan Indonesia-Malaysia-Thailand. Tapi juga
akan hadir di Filipina, dan Singapura.
Devi dan Odi secara terpisah percaya bila model
pembayaran tersebut akan semakin meningkatkan kerja sama ekonomi antar warga
ASEAN.
Dari testimoni Odi dan Devi kepada participant of BI Digital Content
Competition 2023, terbuktilah bila “QRISnya satu, menangnya banyak!”