Aceh 2020

Ada yang bertanya pada saya, bagaimana nasib 5 juta rakyat Aceh pada tahun 2020. Saya tidak bisa menjawab. Tapi, bila melihat fakta, Aceh masih akan susah untuk waktu yang lumayan panjang.
Hidup di Aceh tidak mudah. Setiap inci selalu berhubungan dengan politik. Di sini, di tengah kemiskinan yang terus menjadi raja di Sumatera, agama kerap dipergunakan sebagai bumper politik. Sebagai identitas sekaligus sebagai tameng.

Di Aceh isu wahabi, ahlussunah waljamaah, Syiah, aliran sesat, komunis, PKI, kerap muncul jelang kontestasi. Antar faksi Islam dibenturkan, dengan mempergunakan mulut-mulut tokoh-tokoh radikal di kelompok-kelompok itu.

Ekonomi, rakyat tidak dalam kondisi beruntung. Lapangan kerja minim, peredaran narkoba kian marak. Angka putus asa, angka bunuh diri, angka gangguan jiwa, semuanya semacam fenomena gunung es.

Tidak ada industri yang besar masuk ke sini. Pemerintah Aceh menggadang UMKM sebagai tameng berkelit dari serbuan kritik. Tapi, negara mana yang mampu membangkitkan ekonomi dalam skala besar hanya dengan mengandalkan UMKM? Bukankah UMKM sekadar salah satu faktor mikro dunia ekonomi. Uang besar hanya bisa dihasilkan oleh sektor besar. Oleh industri besar.

Pamitnya PT Trans Continent dari Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong, Aceh Besar, pada Mei 2020 adalah gambaran nyata bila Pemerintah Aceh tidak mampu membangun negeri ini. []

Banda Aceh, Rabu, 10 Juni 2020.
Muhajir Juli

No comments for "Aceh 2020"