Tanda Tahun Politik

Salah satu tanda bahwa pemilihan umum akan segera dimulai, yaitu orang-orang "besar" mulai membicarakan nasib orang-orang kecil di media. Baik di media mainstream, media sosial hingga ke media "tradisional" seperti warung kopi, di kenduri-kenduri dan ruang-ruang lain. Tidak sedikit --para pejabat politik yang sedang menjabat atau birokrat jelang pensiun, menghabiskan anggaran rakyat untuk kepentingan pariwara di media. Menceritakan "prestasi" dengan angka-angka penuh manipulasi.

Para pejabat politik, politisi yang tidak berada di dalam kekuasaan, dan birokrat besar jelang pensiun, di tahun-tahun jelang pemilu akan akrab sekali dengan rakyat. Hadir di manapun ketika rakyat ditimpa kemalangan. Hadir pada acara apapun ketika diundang oleh warga. 

Berpakaian rapi, terlihat salih, selalu bicara keadilan sosial, mengecam siapapun yang tidak bisa mewujudkan harapan, serta mengajukan berbagai argumen yang melangit, dengan istilah-istilah asing nan birokratis. Good governance, transparansi, antikorupsi, tatanan yang baik. 

Juga membicarakan persoalan agama. Di mana keyakinan mayoritas, di sana mereka bicara seakan-akan mayoritas sedang ditindas oleh minoritas. Bila tidak ada keyakinan dominan, maka akan dicari sub bangsa yang dominan. 

Mereka melempar wacana pertentangan, agar bisa masuk sebagai penolong. Setidaknya warga akan menilai dia sebagai orang yang tepat untuk menolong mereka. Rakyat selalu dinarasikan sebagai kelompok lemah dan butuh pertolongan. Agama mayoritas selalu dinarasikan lemah sehingga perlu ditolong oleh sekelompok orang, sub bangsa mayoritas dinarasikan terkucil sehingga butuh sosok yang akan mengangkat derajat mereka ke tempat yang pantas. 

Tapi, percayalah, mereka yang datang dengan pola-pola demikian, akan segera menjadi sesuatu yang sulit dijangkau ketika kontestasi selesai. Agama, ras, dan ketidakadilan ekonomi, hanya jargon semata. Bukan hal yang benar-benar ingin mereka perjuangkan.

Setelah musim pemilu usai, yang kalah akan membangun bergaining dengan yang menang. Bila kesepakatan belum didapat maka perlawanan akan terus dikobarkan. Bila mereka sudah mencapai mufakat, maka selebihnya hanya soal siapa menggarap apa. Mereka akan sama saja. 

Karena untuk menjaga eksistensi, mereka tidak perlu membawa rakyat ke kesuksesan yang nyata. Mereka hanya perlu menjaga mulut para agamawan, tokoh politik dan para petualang di dalam dunia politik, agar tetap bersedia mengatakan sang politisi baik dan agamis serta pembela agama, pembela bangsa dan peduli. Selebihnya, rakyat miskin tetaplah objek dan angka statistik. []



No comments for "Tanda Tahun Politik"